Indoriddle

Sshh

Pagi itu -- paling tidak menurut ku pagi -- aku terbangun dengan kepala berat, rasanya seperti aku ingin kembali tidur, aku merasa hangat di celanaku, tepatnya di bagian selangkangan. "Keparat..." umpatku kecil, aku melompat-lompat kecil menuju kamar mandi lantai atas rumahku dan mengambil sikat gigi sembari melepas celana.
Aku mengambil celana yang -- ku pikir -- ku taruh di atas toilet selama 3 hari dan memasangnya. Aku turun dan menemui pemandangan seperti kapal pecah.
"T*ik, pasti kemaren ada pesta miras..." aku mengamati suasana.
Aku melangkah melalui tumpahan air, sedikit demi sedikit kaus kaki ku terasa basah, aku melihat seseorang dengan masker melihat ke jendela.
"Ada apa ini? Kamu siapa?"
"Shh!"
"Kemaren ada pesta kan?"
"Shh!!"
Aku terdiam, ada apa dengan orang ini? Aku menengok dan melihat botol minuman yang telah dirobek labelnya dan retak dengan tetesan merah. Sebuah gelas berdiri di atas meja disamping sekotak pizza h*t yang terbuka.
"Siapa yang pesan pizza?"
"Shh! Dia ada di luar!"
"Siapa?"
"Shh!"
Aku berjalan menuju sofa dan duduk, di hadapanku ada gelas dengan isi cairan ungu.
Sebuah kaos singlet tergeletak di sampingku.
"YA! YA! AKU PAHAM AKU PAHAM!" orang itu berteriak-teriak menarik-narik gorden jendelaku.
"Paham apa? Kau siapa sebenarnya?"
"Shh!"
Aku mengambil pizza yang tersisa. Lembek dan terasa dingin, saat ku makan toppingnya terasa seperti telah lama dibiarkan terbuka.
"Jangan dimakan..." katanya.
"Kenapa?"
"Ah, lihat dia, menjijikkan!"
"Apanya yang menjijikkan?"
"Anjing itu."
"Anjing apa?"
Ia menunjuk keluar jendela, kosong, hanya rerumputan dan sebuah sepeda yang tergeletak di tengah halaman.
"Mana?"
"Shh!"
"Sekali lagi kau bilang ssh, ku pecahkan kepalamu --"
"shh!" katanya sambil menarik gordenku dan membalikkan tubuhnya menghadapi jendela.
Aku kembali duduk di sofa dan mengamati cairan ungu itu. "Apa ini?" tanyaku, "Bir." katanya.
"Tapi ini bukan --"
"Bir. Shh!" katanya bahkan tanpa membalik badan ke arahku.
"Yah, paling tidak apapun ini cukup untuk menenangkan pagi --"
"Sore."
"Sore?"
"Shh! Ini sudah sore."
"Terserah."
Aku menenggaknya dan ku rasakan rasa seperti bensin dan jeruk dicampur, pertamanya memang tidak apa-apa, namun lama kelamaan rasanya menjadi memuakkan.
Aku merasakan ulat-ulat dan cacing-cacing menjalar di tenggorokanku dan kaki-kaki kaki seribu menggelitik rahang atasku, "T*ik..." ujarku menahan muntah.
Aku pun muntah di gelas itu.
"Shh!"
Aku tak tahan lagi.
"Shh!"
Ku ambil botol retak tadi dan kuhantamkan ke kepalanya.
"Oh Tuhan, oh Tuhan, sori sori, aku emosi."
"Haha, aku paham, aku paham!" ia nampak tak kesakitan.
"Shh!" kataku
Aku membawanya ke sofa namun ia tiba-tiba bangun dan berjalan ke luar. Di pintu ia melempar maskernya.
"Aku paham!" ia berteriak.
"Shh!" kataku membalasnya, meski aku tahu ia tak akan mendengar.
Aku penasaran dengan masker itu, ku pakai dan aku menatap ke arah jendela.
Ada seekor anjing... anjing?
Aku mendengar di belakangku ada suara seperti langkah kaki melewati genangan air.
"Ada apa ini? Kamu siapa?"
"Shh!" kataku.

Sumber : Arie Estrada | GCPI | Indoriddle

Related Posts:

0 Response to "Sshh"

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Sesuai Dengan Topik Diatas :)